IGI: PELATIHAN MENULIS BEST PRACTICE GURU (PENDIDIKAN)
di SMA PERTIWI JAMBI, 24 APRIL 2016
oleh:
Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si, M.Pd
Minggu, 24 April 2016.
Hari Minggu adalah hari libur bagi sebagian besar orang untuk sejenak berisitirahat dari rutinitas dan tugas-tugas di kantor. Namun pada kesempatan kali ini, di tengah kesibukan saya yaitu membimbing pelatihan olimpiade sains kimia bagi siswa yang menuju tingkat
nasional pada 15-21 Mei 2016 mendatang di Palembang, saya juga harus
bersiap melaksanakan tugas membagikan pengalaman dan membimbing para
guru untuk mengenal dan mulai menulis tentang Best Practice Pendidikan. Kegiatan
yang difasilitasi oleh IGI propinsi Jambi di bawah komando ketua IGI
Bapak Cristop Simangunsong ini diikuti oleh para guru baik dari jenjang
PAUD, SD, SMP, dan SMA.
Jam
menunjukkan hampir pukul 09.00 WIB, mobil saya telah meluncur menuju
SMA Pertiwi Jambi, tempat kegiatan berlangsung. Telah hadir sekitar 25
orang guru dari berbagai sekolah di kota Jambi maupun beberapa kabupaten yang turut hadir yaitu dari IGI Muaro Jambi, Tanjabar, dan IGI Batanghari yang
ingin belajar bersama tentang best practice. Ada pemandangan dan
kebiasaan yang berbeda dibandingkan pertemuan kegiatan organisasi lain.
Saat saya memasuki ruangan kegiatan, para peserta sedang makan bersama
yaitu membawa makanan masing-masing dari rumah untuk berbagi dan
menikmati sarapan bersama. Menambah keakraban dengan saling berbagi.
Kegiatan
ini memberi kesan bahagia dalam hati saya karena dapat bertemu dengan
para guru yang mau meluangkan waktu untuk belajar di tengah hari Minggu yang seharusnya digunakan untuik beristirahat.
Acara dibuka oleh ibu Kepala Sekolah SMA Pertiwi, Ibu Dra Rusiani, M.Pd dilanjutkan Ibu Duma selaku sekretaris IGI Prop Jambi.
Ibu Rusiani
Ibu Duma
Sesuai
visi misi IGI bahwa learning and growing together maka presentasi,
sharing dilakukan bergantian dari saya (Elizabeth), Ibu Iik
Sri Sulasmo (SMAN 1 Jambi, S3 UNS), dan Ibu Tiana Simanjuntak (SMA
Adyaksa Jambi). Para peserta mendengarkan dan mengikuti diskusi dengan
semangat.
Ibu Elizabeth
Ibu Elizabeth
Ibu Elizabeth
Ibu Iik Sri Sulasmo
Ibu Tiana Simanjutak
Inti
yang saya perkenalkan tentang tulisan best practice pendidikan adalah
ciri-ciri best practice yang harus memuat kata kunci sbb:
1. Pemecahan permasalahan dalam proses pembelajaran dalam kelas.
2. Dilakukan dnegan metode inovatif, efisien, dan ekonomis.
3. Hasilnya outstanding dan lestari (dibuktikan selama sekian tahun).
4. Hasilnya dapat dijadikan model atau contoh yang dapat diterapkan di mana saja oleh siapa saja.
Pada
kesempatan kali ini saya juga menceritakan tentang tulisan best
practice saya yang telah memeroleh penghargaan dalam 10 besar pemenang
pada best practcie P2TK Dikmen Kemendikbud tahun 2013 sebagai salah satu
contoh yang diharapkan dapat menginspirasi para peserta, serta
pengalaman menulis lainnya yang telah membuahkan hasil.
Di
akhir presentasi saya, saya sajikan sebuah quotes hasil perenungan saya
selama ini. Mengapa kita perlu menulis? Sebekum menulis tentu harus
didahului membaca. Quotes berikut saya ciptakan sendiri semoga
menginspirasi dan benar adanya.
Saya teringat salah satu misi dan program kerja IGI di tahun 2016 ini: Pendidikan harus menyatu dengan literasi.
Budaya
literasi di sekolah harus sudah dimulai untuk dibiasakan pada peserta
didik. Salah satunya contoh kebiasaan membaca 15 menit sebelum
pelajaran dimulai. Mengapa? Indonesia harus mengubah posisi literasi
baik membaca, sains, dan matematika pada posisi sepuluh besar terbawah di dunia menjadi sepuluh besar teratas. Inilah PR kita bersama. Mari kita mulai dari para guru.
Kegiatan
berakhir sekitar pukul 12.00 dan akan terus berlanjut pada
pengelompokan mapel untuk dibimbing oleh masing-masing tutor dalam
pembuatan karya best practice.
Acara ditutup dengan foot bersama untuk sesi dokumentasi.
Foto Bersama IGI Kab Tanjabar
Akhir kata, mari para guru teruslah membaca dan mulai biasakanlah menulis karena belajar tak pernah usai.
Salam literasi,
Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si, M.Pd
Posting Komentar